Rabu, 09 Desember 2009

Khusyu dalam Shalat

Khusyu’ dalam Shalat
الخُشُوْعِ فى الصَّلاَةِ


Shalat adalah ibadah utama dalam Islam. Selain ikhlas, khusyu’ dalam shalat menjadi syarat diterimanya ibadah shalat oleh Allah Ta’ala. Jadi, khusyu’ dalam shalat sangat urgen dalam Islam. Di antara sisi urgensinya karena ia merupakan:
a. Khusyu’ dalam shalat adalah cermin seorang hamba di luar shalat.
b. Meninggalkan khusyu’ merupakan bencana bagi seorang hamba.
c. Khusyu’ adalah puncak mujahadah seorang hamba.

Al-Qur’an dan hadits banyak berbicara tentang khusyu’ dalam shalat. Bagaimana realisasi khusyu’ shalat, contoh praktek dan ucapan para salafus shalih bisa kita jadikan sebagai parameter. Ada dua cara untuk khusyu’, yang pertama kesiapan secara batin dan spiritual dan kesiapan fisik.


Jika semua ibadah disampaikan pewajibannya kepada Nabi melalui malaikat Jibril. Tidak demikian halnya dengan shalat, ibadah ini disampaikan secara langsung oleh Allah melalui peristiwa besar yang dialami seorang hamba, Isra’ dan Mi’raj. Shalat adalah ibadah paling utama dalam Islam. Bahkan ia adalah amal pertama yang akan ditanyakan Allah ketika seseorang masuk ke dalam kuburnya. Begitu penting shalat di antara amal ibadah ini maka seorang muslim diwajibkan mengerjakannya lima kali sehari semalam, di tambah lagi dengan shalat-shalat sunnah. Jika pada ibadah lain kewajibannya disyaratkan adanya istitha’ah (kemampuan) seperti haji dan zakat. Pada ibadah puasa, kalau seseorang tidak mampu melaksanakannya karena sakit atau uzur lainnya, ia boleh mengganti puasa di hari lain atau bahkan boleh menggantinya dengan fidyah jika benar-benar tidak mampu melakukannya, seperti jika seseorang sakit parah atau berusia lanjut. Maka dalam shalat uzur yang membuat uzur fisik yang menjadikan seseorang boleh meninggalkannya sampai ia bertemu dengan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar