Rabu, 11 November 2009

Kisah Penuh Hikmah : Teladan anti Korupsi

Dalam riwayat dikisahkan tentang sikap Umar ibn al-Khathab yang pada saat itu menjadi penguasa negara Islam dalam melaksanakan praktik-praktik kesederhanaan hidup. Umar memakai pakaian bertambal yang sulit membedakannya secara fisik dengan gaya hidup masyarakat umum yang dipimpinnya. Beliau pun pantang menikmati kelezatan makanan jika kebanyakan rakyatnya belum merasakannya. Pada suatu hari, Umar menerima bingkisan makanan dari pembesarnya di daerah. Kepada utusan itu, Umar menanyakan, ”Apa ini?”
”Makanan ini biasa dibikin oleh penduduk Azerbaijan,” ujar utusan itu, ”dan sengaja dikirim untuk Anda dari ‘Atabah ibn Farqad (gubernur Azerbaijan).”
Umar mencicipinya dan rasanya enak sekali. Beliau bertanya lagi kepada utusan tersebut, ”Apakah seluruh kaum Muslim di sana menikmati makanan seperti ini?”
”Tidak, makanan ini hanya untuk golongan tertentu.” jawab utusan itu.
Umar menutup kembali wadah makanan itu dengan rapi, kemudian bertanya pada utusan, ”Di mana untamu? Bawalah kembali kiriman ini serta sampaikan pesan Umar kepadanya, ‘Takutlah kepada Allah dan kenyangkanlah kaum Muslim terlebih dahulu dengan makanan yang biasanya kamu makan’,”
Sebagai khalifah, Umar pun dikenal sangat menekankan prinsip kesederhanaan terhadap pejabat bawahannya. Khuzaymah ibn Tsabit berkata, ”Jika Umar mengangkat seorang pejabat, ia akan menuliskan untuknya perjanjian dan akan mensyaratkan kepada pejabat itu untuk: tidak mengendarai kuda (yang pada waktu itu menjadi kendaraan mewah); tidak memakan makanan yang berkualitas tinggi; tidak memakai baju yang lembut dan empuk; dan tidak pula menutup rumahnya bagi orang-orang yang membutuhkan dirinya. Jika itu dilakukan, ia telah bebas dari sanksi.”
Sikap pejabat negara yang dikisahkan di atas tentunya menjadi jaminan bahwa memang korupsi tak pernah ada atau paling tidak akan sangat jarang ditemukan ketika Islam telah mewarnai kehidupan kenegaraan.

Ketika ummat sangat dekat dengan Masjid
Ketika Keberkahan itu melingkupi kehidupan kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar